Korsel dan NATO Sepakat Anggap Korut Ancaman

saranginews.com, SEOUL – Kementerian Luar Negeri Korea Selatan pada Sabtu (4/6) menyatakan bahwa Menlu Korea Selatan membahas metode baru pemantauan potensi ancaman di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Pembicaraan tersebut terjadi antara Menteri Luar Negeri Cho Tae-yul dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg ketika Cho mengunjungi Brussels untuk menghadiri pertemuan para menteri luar negeri NATO awal pekan ini.

BACA LEBIH LANJUT: AS mengungkap insiden kereta api yang tidak biasa di perbatasan Korea Utara-Rusia

Dalam pertemuan tersebut, Cho mengatakan pemerintah sedang bekerja sama dengan negara-negara sahabat untuk mengembangkan sistem pemantauan baru bagi Korea Utara setelah Dewan Keamanan PBB gagal memperluas mandat panel ahli yang memantau penerapan sanksi terhadap Korea Utara.

Cho juga meminta kerja sama NATO, menjelaskan upaya pemerintah untuk mengadakan pertemuan Majelis Umum PBB untuk mengecam Rusia karena menolak memperluas pengawasan panel tersebut.

BACA JUGA: Amerika Marah, Ini Akhir dari Perusahaan yang Membantu Korea Utara

Menanggapi hal tersebut, Stoltenberg menyetujui perlunya upaya bersama komunitas internasional terkait kerja sama militer antara Korea Utara dan Rusia.

Ia juga menyatakan dukungannya yang berkelanjutan terhadap upaya Korea Selatan untuk membangun perdamaian abadi di Semenanjung Korea.

BACA JUGA: Kim Jong-un memimpin pelatihan pasukan terjun payung Korea Utara untuk persiapan perang

Selain itu, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan Cho dan Stoltenberg juga membahas kerja sama bilateral di berbagai bidang seperti keamanan siber dan industri pertahanan.

Sebelumnya, Dewan Keamanan PBB (DK PBB) tidak menyetujui resolusi baru mengenai perluasan mandat kelompok ahli yang bertugas memantau penerapan sanksi tahunan terhadap Korea Utara.

Hasil pemilu dewan beranggotakan 15 orang di Washington pada Kamis (28/3) menunjukkan 13 negara mendukung resolusi tersebut, dengan Rusia memvetonya dan China menolaknya.

Karena Rusia menggunakan hak vetonya, perintah tersebut tidak dapat diperpanjang untuk satu tahun lagi, meskipun perintah komisi tersebut berakhir pada 30 April.

Kemunduran yang tidak terduga ini dapat melemahkan upaya global untuk membendung ancaman nuklir dan rudal Pyongyang. (semut/dil/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *