Di Forum UN CSW68, Prita Kemal Gani Tekankan Pendidikan Entaskan Kemiskinan

saranginews.com, Jakarta – Kongres Perwakilan Perempuan Indonesia (Kowani) Preeta Kamal Gani menekankan pentingnya pendidikan kewirausahaan untuk mengatasi kemiskinan di sela perayaan Hari Perempuan Internasional.

Seruan pendiri dan CEO LSPR tersebut disampaikan pada 18 Maret lalu dalam acara sampingan UN CSW68 (Sesi ke-68 Komisi PBB tentang Status Perempuan) yang digelar di Markas Besar PBB di New York (AS).

Baca Juga: Preeta Kamal Ghani Berbagi Pengalamannya Sebagai Pendidik dalam Otobiografinya

Menurut laporan situs UN Women, satu dari sepuluh perempuan di seluruh dunia hidup dalam kemiskinan ekstrem. Sejak tahun 2017, jumlah perempuan dan anak perempuan yang tinggal di daerah yang terkena dampak konflik meningkat dua kali lipat.

Saat ini, lebih dari 614 juta perempuan dan anak perempuan tinggal di wilayah yang terkena dampak konflik. Perempuan di zona konflik mempunyai kemungkinan 7,7 kali lebih besar untuk hidup dalam kemiskinan ekstrem.

Baca juga: Temui Preeta Kamal Ghani, Tokoh di Balik Tumbuhnya Industri PR Indonesia

Sedangkan di Indonesia dengan jumlah penduduk 279 juta jiwa, 51 persennya adalah perempuan dan 39 persennya adalah anak-anak. Berdasarkan fakta tersebut, Purita mengatakan pendidikan yang memadai dan berkeadilan seharusnya memiliki peran untuk mengatasi kesenjangan yang ada.

“Ketimpangan pendidikan yang ada di Indonesia tidak hanya menghambat pertumbuhan pribadi dan potensi pribadi, tetapi juga melanggengkan kemiskinan sistemik,” ujarnya.

Baca Juga: Komitmen Pemprov Jateng Akhiri 0% Kemiskinan Ekstrem

Dihadapan 100 peserta UN CSW68 dari seluruh dunia, Ibu Purita selaku guru sekaligus juru bicara mengajak seluruh pihak yang hadir untuk berpartisipasi dalam mendorong pendidikan berkualitas dan mengentaskan kemiskinan melalui pendekatan pendidikan yang inovatif.

Komitmen Purita terhadap kesetaraan pendidikan bagi anak dan perempuan dalam pengentasan kemiskinan diwujudkan 32 tahun lalu dengan berdirinya LSPR.

Sebagai lembaga pendidikan, LSPR berupaya mengatasi kesenjangan pendidikan dan pendidikan yang berkualitas serta kesenjangan sosial dan ekonomi di Indonesia.

Lebih lanjut Ibu Purita menjelaskan, ada tiga kegiatan khusus yang terus dilaksanakan LSPR untuk memberdayakan perempuan dan anak dalam memerangi kemiskinan melalui pendidikan.

Pertama, LSPR menyelenggarakan program beasiswa. Pendidikan adalah investasi terbaik yang dapat Anda lakukan di masa muda dan merupakan kunci untuk mengakhiri kemiskinan.

“Untuk itu kami memulai program pendidikan beasiswa yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat kurang mampu,” ujarnya.

Kedua, kami mengadakan kursus pelatihan untuk usaha kecil dan menengah. LSPR bekerja sama dengan organisasi non-pemerintah (LSM) dan pemerintah untuk menyediakan program pelatihan bagi orang dewasa yang ingin meningkatkan kemampuan kerja mereka.

LSPR memiliki Pusat Bisnis Inovasi di Bekasi, Jawa Barat, yang mendukung dan mendampingi lebih dari 40 UKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Pak Purita menjelaskan bahwa tidak hanya guru yang terlibat dalam inisiatif ini, tetapi siswa juga secara langsung.

Ketiga, kami berupaya menjadi kampus yang berkelanjutan dan inklusif. LSPR mendirikan SDG Center untuk mendukung upaya pengentasan kemiskinan sekaligus mencapai kesetaraan gender.

Selain itu, LSPR juga mendirikan Pusat Kesehatan dan Literasi Gender yang telah menerbitkan beberapa penelitian dan menginformasikan kebijakan pemerintah di bidang komunikasi kesehatan.

Purita berharap melalui CSW68 UN Forum akan muncul kerja sama antar semua pihak, termasuk negara-negara anggota PBB lainnya, untuk mencapai tujuan bersama dalam memperjuangkan kesetaraan pendidikan bagi anak dan perempuan dalam pengentasan kemiskinan. (esy/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *