Pengamat Sebut Motif Kematian Tidak Wajar Anggota Polri Penting Diungkap, Singgung Pembinaan Mental

saranginews.com, JAKARTA – Pengamat polisi Bambang Rukminto meminta polisi mengungkap motif kematian tidak wajar polisi tersebut, sebagai bahan evaluasi perkembangan mental aparat Polri.

Menurut Bambang, penyidikan penyebab kematian tidak wajar yang dilakukan aparat kepolisian seringkali tidak tuntas dan berhenti pada penyebab kematian saja, tanpa mengungkap motif di baliknya.

BACA JUGA: Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RA, Ini Alasannya

Mencari tahu motifnya penting untuk menilai perkembangan mental anggotanya, kata Bambang dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Kembali terjadi kasus polisi yang meninggal secara tidak wajar. Seorang petugas polisi di Manado, Sulawesi Utara, ditemukan tewas dengan luka tembak di dalam mobilnya di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan dan diduga bunuh diri.

BACA JUGA: Saksikan CCTV Langsung, Keluarga Brigadir RA Kunjungi TKP Mampang

Bambang mengatakan, kejadian di atas merupakan yang kesekian kalinya. Dan itu bisa terjadi di tingkat Tamtama hingga perwira, mulai dari ajudan, Kapolda, hingga kepala satuan.

“Fenomena seperti ini tentu mengagetkan masyarakat.” “Tidak mengherankan jika seorang polisi yang dididik dengan pola pikir yang kuat bisa sangat rentan hingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya,” ujarnya.

BACA JUGA: Polisi temukan luka di kepala Brigadir RA yang tewas di Mampang

Pertanyaannya, apa yang salah dengan perkembangan mental petugas kepolisian kita? kata Bambang lagi.

Menurutnya, permasalahan tekanan kerja atau sulitnya psikologi anggota merupakan fenomena umum yang tidak bisa dijadikan pembenaran atas perilaku anggota yang mengakhiri hidup.

Hal ini, kata Bambang, bisa berarti adanya permasalahan individu pada masing-masing anggota, baik permasalahan keluarga, permasalahan fisik, hingga tekanan pinjaman online (pinjol) seperti yang terjadi pada anggota masyarakat lainnya.

“Penyelidikan motif meninggalnya anggota penting sebagai bahan evaluasi dan mendesak dilakukan agar kematian anggota yang tidak perlu tidak terulang kembali,” kata Bambang.

Penyebab meninggalnya anggota Polri yang tidak wajar ini bukanlah yang pertama. Pada 1 Mei 2023, AKBP Kapolsek Metro Jakarta Timur Badi Alfrits Tovoliu tewas tertabrak kereta api di rel kereta Stasiun Jatinegara.

Kemudian, pada 22 September 2023, pengawal pribadi Kapolda Kaltara Brigadir Setyo Herlambang ditemukan tewas di sebuah kamar di rumah dinas Kapolda. Serta penyebab meninggalnya Bripka Arfan Saragih, anggota Satlantas Samosir yang diduga bunuh diri dengan meminum racun sianida, pada Februari 2023 (antara/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *