Korsel Bentuk Kementerian Khusus untuk Atasi Angka Kelahiran Rendah

saranginews.com, SEOUL – Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol pada Kamis mengatakan bahwa dia akan membentuk kementerian baru untuk mengatasi rendahnya angka kelahiran di negaranya.

Yun menyebutkan hal ini dalam pidatonya yang didedikasikan untuk ulang tahun kedua masa kepresidenannya.

BACA JUGA: Dua kelompok WNI bentrok dengan Korea Selatan, ada korban jiwa

“Kami akan mengerahkan seluruh kemampuan negara untuk mengatasi rendahnya angka kelahiran yang dapat dianggap sebagai darurat nasional,” ujarnya.

Kepala kementerian baru, yang dikenal sebagai Kementerian Perencanaan Kelahiran Rendah Sementara, akan menjabat sebagai Wakil Menteri Sosial dan akan mengembangkan kebijakan di bidang pendidikan, ketenagakerjaan dan kesejahteraan yang akan menjadi agenda nasional, katanya. .

BACA JUGA: Korea Selatan dan NATO sepakat menganggap Korea Utara sebagai ancaman

Yun meminta Majelis Nasional yang dikuasai oposisi untuk bekerja sama secara aktif dalam merevisi undang-undang organisasi pemerintah agar kementerian baru dapat beroperasi.

Korea Selatan sedang berjuang dengan tingkat kelahiran yang sangat rendah.

BACA JUGA: Indonesia dan Korea Selatan sepakat untuk melanjutkan proyek jet tempur yang tertunda

Tingkat kesuburan total, atau rata-rata jumlah anak yang diharapkan seumur hidup, mencapai titik terendah sepanjang masa yaitu 0,72 pada tahun 2023.

Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan kebutuhan 2,1 kelahiran per perempuan untuk mempertahankan populasi stabil tanpa imigrasi.

Pada Februari 2024, jumlah anak yang lahir hanya 19.362 orang. Angka tersebut merupakan yang terendah pada bulan Februari sejak badan statistik mulai mengumpulkan data pada tahun 1981.

Menurut Institut Populasi Semenanjung Korea untuk Masa Depan Korea Selatan, total populasi negara ini akan menjadi 51,71 juta pada tahun 2023 dan akan menurun menjadi 39,69 juta pada tahun 2065.

Sementara itu, populasi Korea Selatan yang aktif secara ekonomi atau usia kerja diperkirakan akan menurun hampir 10 juta pada tahun 2044 di tengah tingkat kelahiran yang sangat rendah di negara tersebut. (semut/dil/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *