Komandan Tim 8 Paskibraka Arnold Sinaga, Kisah Perjuangan Anak Dansat Brimob Menuju Istana

saranginews.com – Di antara 68 pelajar yang mengikuti Paskibraka Nasional dalam rangka memperingati HUT Ke-77 Kemerdekaan Indonesia di Istana Negara Jakarta, Rabu (17/8) lalu, ada sosok Arnold Steven Sinaga. Mahasiswa baru (ABG) berusia 15 tahun itu ditugaskan menjadi komandan Paskibraka Grup 8 saat upacara penurunan bendera.

Laporkan La Ode Muh Deden Saputra, Kendari

BACA JUGA: Semangati Generasi Muda, Pegadaian Tawarkan Beasiswa Paskibraka Rp 248 Juta

ARNOLD masih muda. Siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Kendari ini lahir pada 16 Maret 2007.

Ayah Arnold adalah Kompol Adama Sinaga yang saat ini menjabat Komandan Satuan Brimob (Dansat) Polda Sultra. Ibunya adalah seorang dokter bernama Elida Irawati Saragih.

BACA JUGA: Begini Kisah Gol PSS Sleman Dimas Fani Saat Paskibraka

Saat bertugas menurunkan bendera di upacara Istana Kerajaan, Arnold menjadi fokus kamera. Dengan wajah muram dan nafas yang memburu, ia memerintahkan kedua rekannya untuk menurunkan bendera.

Tekad yang kuat dipadukan dengan perilaku disiplin membawa Arnold meraih posisi bergengsi tersebut. Di sekolah, ia juga dikenal sebagai murid yang baik.

BACA JUGA: Program Nasional Paskibraka Pindah ke BPIP, Ini Penjelasan Kemenpora

Salah satu guru SMAN 4 Kendari Wasiti mengungkapkan, bocah kelahiran Medan ini masuk sekolah yang disukainya karena jalan kesuksesannya.

“Saya lihat nilainya bagus, banyak mengikuti kegiatan dan bisa masuk olimpiade kelas X SMAN 4 Kendari,” kata Wasiti kepada saranginews.com, baru-baru ini.

Saat Arnold masuk SMAN 4 Kendari, Wasiti menjadi wali kelasnya. Wanita berambut coklat itu mengaku memerintahkan Arnold untuk lebih fokus pada kegiatan akademik.

“Saat pertama kali masuk, dia termasuk kelas pemenang. Oleh karena itu, saya memberinya dua pilihan atas karya yang diikutinya,” kata Wasiti.

Dua kegiatan yang dipilih Arnold adalah sepak bola dan matematika. Wasiti sangat berharap muridnya itu memilih matematika.

Namun Arnold memilih fokus pada paskibra. “Dia nanya (pilihan matematika) dan bilang paskibra, biar bisa fokus,” kata Wasiti.

Sebenarnya banyak sekali kriteria paskibra di masa depan. Pelatih Paskibra A SMAN 4 Kendari Hariati mengatakan, Arnold memenuhi standar tersebut.

“Saat mendaftar, kami melihatnya memenuhi syarat untuk ditugaskan menjadi paskibraka. Dia memenuhi syarat, dalam kondisi baik, dan cara berjalannya memenuhi standar,” kata Hariati.

Soal munculnya huruf X atau O, kata Hariati, tidak masuk dalam kriteria penilaian. Namun, Arnold punya sesuatu yang ekstra.

“Dia orangnya straight,” kata Hariati.

Namun, awalnya Pembina Tim Paskibra SMAN 4 Kendari sempat meragukan Arnold yang kurang pandai berinteraksi dengan siswa lain.

“Dia selalu penyendiri, pendiam, tidak pernah ngobrol dengan teman-temannya,” kata Hariati.

Namun, paskibra mengubah perilaku Arnold sehari-hari. Dia datang untuk bersosialisasi.

“Saat masuk paskibra, dia mulai bergaul dengan teman-temannya,” kata Hariati.

Hariati menjelaskan, awalnya SMAN 4 Kendari merekomendasikan empat siswanya, termasuk Arnold, ke Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sultra. Namun yang terpilih hanya Arnold dan salah satu rekannya yakni Dwi Astuti.

Arnold pun kembali lolos seleksi, dimana Dwi tersingkir. Meski demikian, SMAN 4 Kendari tetap bangga dengan prestasi tersebut.

“Kami para guru Paskibra SMAN 4 Kendari senang dan bangga, karena setelah bertahun-tahun, baru tahun ini ada lagi anak sekolah kami yang lolos seleksi nasional paskibraka,” kata Haryati.

Sultra mengirimkan dua wakilnya ke Paskibraka Nasional 2022 Selain Arnold, ada juga Divani Alifia, siswa kelas X SMAN 1 Kendari.

Meski demikian, Arnold dipercaya memimpin Tim Parkibraka Nasional 8 pada upacara penurunan bendera Merah Putih di Istana Negara. Tidak sembarang mahasiswa dipercaya untuk melakukan pekerjaan ini.

Kakak Arnold, Anastasya Amalia Putri Sinaga (16), mengatakan sang kakak sangat kuat kapan pun menginginkan sesuatu.

Saat ia mempunyai keinginan dan berusaha mewujudkannya, Arnold tidak menghiraukan perkataan orang lain.

“Kalau ada yang dia inginkan, dia sendiri. Jangan abaikan orang lain, dia akan menjaga dirinya sendiri, sampai keinginannya terkabul,” kata Anastasya.

Arnold juga terus dilatih. Cuaca buruk tidak menghalanginya untuk menyelesaikan latihannya.

“Sampai hujan, larilah karena itu jadwalnya hari ini,” kata Anastasya.

Gadis agresif mengatakan bahwa Arnold tidak terlalu sosial. Namun tren tersebut berubah ketika Arnold bergabung dengan tim paskibra di SMAN 4 Kendari.

“Sekarang sejak dia masuk paskibra, dia mulai cepat melakukannya, tapi dia tipe orang yang sulit diajak berteman,” kata Anastasya.

Di keluarga, Arnold dekat dengan ibunya. Dia bekerja bersama ibunya sebagai dokter profesional dan selalu berbagi kemajuannya di luar rumah.

“Kalau pulang latihan, dia selalu mencari ibu, menceritakan kemajuannya,” kata Anastasya.

Faktanya, Arnold dulunya jauh dari ayahnya yang sering ditugaskan di kota. Namun, dia selalu mengikuti nasihat ayahnya.

“Jadi kalau dia mau bercerita, dia selalu telepon ayahmu. Kalau dia nasehat, dia ikuti semua nasehatnya,” kata Anastasya.

Kini, Arnold tidak pernah mengharumkan nama sekolah dan daerahnya. Dua temannya, Nasadi Akbar Nugraha (16) dan Timoteus Juniorrichson Sibarani (15) pun berminat.

Timoteus mengatakan, Arnold adalah orang yang antusias dalam melakukan apa pun.

“Dia sangat kuat dan dia tidak ingin kehilangan jejak atas apa yang telah dia capai,” kata Timoteus.

Sementara itu, Nasadi menilai Arnold adalah sosok yang terlatih. Nasadi dan Timoteus menyempatkan diri bermain bulutangkis bersama Arnold.

Namun, keduanya datang terlambat. Ia menjelaskan: “Saat kami tiba, kami ditegur karena terlambat.

Arnold juga dikenal sebagai orang yang sangat cerdas dan suka berbagi ilmu.

“Dia jago basket, dia selalu mengajar, dialah yang bermain,” kata Nasadi. (mcr6/jpnn) Dengar! Video Pilihan Editor:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *