saranginews.com, JAKARTA – Buku Putih Rupiah Bank Sentral Mata Uang Digital (CBDC) dinilai menjadi tanda kemajuan penting dalam penerbitan CBDC di Indonesia.
Ketua Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO) Teguh Kurniawan Harmanda memuji perkembangan mata uang digital yang dilakukan Bank Indonesia (BI).
Baca Juga: BI Bicara Soal Mata Uang Digital, Kapan Implementasinya?
“Pengembangan CBDC bukanlah suatu pilihan, namun tidak dapat dihindari. Cepat atau lambat Indonesia harus menuju ke sana. Jika CBDC dirancang dengan hati-hati, maka berpotensi memberikan fleksibilitas, keamanan yang lebih baik, ketersediaan yang lebih banyak, dan biaya yang lebih rendah.” dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (3/11).
Teguh berharap white paper yang diluncurkan Bank Indonesia ini menjadi langkah baik untuk mendalami desain CBDC dan hubungannya dengan perdagangan aset kripto, serta perkembangan adopsi blockchain.
Baca juga: Rupee digital disebut-sebut berpotensi menjadi mata uang lintas negara.
Manda mengatakan, White Paper Rupee dirancang untuk memiliki berbagai jenis perangkat (use case), baik di ekosistem grosir maupun eceran.
Rupee digital akan menjadi penyelesaian berbagai jenis transaksi di pasar barang dan jasa serta pasar keuangan, baik di ekosistem tradisional maupun ekosistem digital, seperti ekosistem Web3 termasuk keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan metaverse.
“Ini bisa menjadi pintu gerbang berbagai layanan di ekosistem Web3, termasuk DeFi dan metaverse. Dengan cara ini, pengembangan dan adopsi teknologi blockchain akan menjadi besar di Indonesia dan menciptakan bakat serta peluang bagi pengembang lokal untuk mengembangkan bisnisnya,” jelasnya. Manda.
ASPAKRINDO mengaku siap bekerja sama dengan perbankan Indonesia dan seluruh pemangku kepentingan untuk mewujudkan penerbitan rupiah digital (antara/jpnn).