Posisi Guru Penggerak Makin Kuat, Kemendikbudristek Beri Penjelasan 

saranginews.com, JAKARTA – Direktur Jenderal Pendidikan Prasekolah, Dasar, dan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) Ivan Syahril membuka ruang dialog dengan aktivis guru.

CEO Ivan mendengar langsung tentang praktik terbaik yang telah mereka terapkan untuk mendorong transformasi di bidang pembelajaran mereka.

BACA JUGA: Puluhan ribu dosen dan guru besar mendapat tunjangan senilai miliaran rupee

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada para guru sekolah mengemudi yang berhasil menggerakkan warga sekolah untuk bahu-membahu mempromosikan paradigma baru di sekolahnya.

Saya optimistis akan ada perubahan sistem pendidikan ke arah yang lebih baik, kata Direktur Eksekutif Ivan, Jumat (23 Februari).

BACA JUGA: CEO Nunuk jelaskan proses rekrutmen guru ASN PPPK, persyaratannya juga menantang

Direktur Eksekutif Ivan mengatakan ada alasan untuk tetap optimis terhadap perubahan sistem pendidikan ke arah yang lebih baik. Karena perubahan yang paling sulit adalah bagaimana menerapkan paradigma baru.

“Kalau paradigmanya berubah, saya kira implementasinya akan lebih mudah,” kata Direktur Eksekutif Ivan saat berdialog dengan Guru Penggerak.

BACA JUGA: PDI Solid Perjuangan Hadirkan Hak Angket di DPR, Adian: Enggak Ada Om

Dalam dialog tersebut, Pengawas Sekolah di Dinas Pendidikan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Rismawati menceritakan perjalanan panjangnya sebelum diangkat menjadi Pengawas Sekolah.

Lulus tahun 2010 sebagai guru yang ditugaskan di SMP 8 Satap, Tupabbiring. Sekolah tersebut terletak di sebuah pulau dan hanya memiliki 20 siswa.

Dee mengatakan, banyak kendala di awal-awal pelatihan. Mulai dari ruang kelas yang harus tinggal di ruang sekolah dasar, hingga siswa yang harus dikeluarkan dari sekolah karena rendahnya motivasi belajar.

“Untuk proses belajar mengajar kami tinggal di ruang SD dan berpindah-pindah menunggu ruangan yang kosong. “Bahkan setiap pagi saya dan salah satu teman harus menjemput siswa di rumahnya,” ujarnya.

Rismavati mengatakan, saat mengetahui adanya Pelatihan Pengaktifan Guru (PGP), ia merasa program tersebut sangat cocok dengan semangatnya untuk memajukan sekolah agar lebih berkembang. Ia akhirnya memutuskan untuk mendaftar dan memenuhi syarat menjadi guru sekolah mengemudi generasi ketiga.

Dalam kesempatan berdialog lainnya, guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Kota Makassar, Muhammad Noor mengungkapkan alasannya menjadi guru manajemen untuk menjadi bagian dari lingkaran pergerakan pendidikan di Indonesia.

“Saya ingin memberikan pendidikan yang terbaik kepada siswa-siswa di SLB, meskipun anak-anak berkebutuhan khusus, mereka memiliki potensi yang dapat dikembangkan dengan sentuhan guru-guru yang hebat,” jelasnya.

Lebih lanjut Noor menambahkan, kurikulum PGP memuat materi yang tertata dengan sangat jelas dan menggugah, sehingga menginspirasi dirinya untuk merefleksikan profesi yang digelutinya selama hampir 23 tahun.

Setelah direnungkan, Nur merasakan banyak perubahan positif. Dia menjadi guru sejati.

“PGP benar-benar bisa menghipnotis saya untuk menjadi guru yang lebih baik. Materi yang saya dapatkan di PGP mengubah paradigma saya dari dosen menjadi guru,” imbuhnya (esy/saranginews.com).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *