Krisis Kemanusiaan di Ukraina Tak Kunjung Usai Akibat Invasi Rusia

saranginews.com, Jakarta – Wakil Sekretaris Jenderal PBB Miroslav Jenka menyatakan keprihatinan mendalam di Dewan Keamanan PBB pada 11 April atas kejahatan Rusia terhadap warga sipil.

Miroslav mengatakan krisis kemanusiaan ini tidak akan pernah berakhir, karena invasi Rusia ke Ukraina mengakibatkan pelanggaran serius terhadap Piagam PBB dan hukum internasional.

Artikel terkait: Georgia, Ukraina, dan Polandia melaju ke Piala Eropa 2024

Selain itu, invasi ini membawa kerugian besar bagi rakyat Ukraina.

Sejak Februari 2022, Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB mencatat angka mengejutkan yaitu 10.810 warga sipil tewas, termasuk 600 anak-anak, dan 20.556 warga sipil terluka, termasuk 1.357 anak-anak.

Baca juga: Demi Bela Ukraina, Amerika Tuduh Kelompok Itu Dalang Pembantaian di Moskow

Namun, ini hanya kasus yang terdaftar, karena data lengkap sulit diperoleh karena kurangnya akses terhadap wilayah yang diduduki sementara.

“Dampaknya sangat terasa di Ukraina, khususnya di sektor pendidikan,” kata Miroslav, Selasa (23 April).

Miroslav mengatakan semua sekolah rusak dan hancur dan lebih dari 3.500 institusi pendidikan terkena dampaknya. Hampir 400 sekolah hancur total.

Bank Dunia mencatat bahwa dibutuhkan sekitar $14 miliar untuk memulihkan infrastruktur pendidikan yang rusak akibat konflik.

Namun tragedi terus berlanjut dan jumlah korban terus bertambah. Setidaknya 126 orang tewas dan 478 warga sipil terluka pada bulan Maret 2024 saja. Jumlah tersebut meningkat 20% dibandingkan bulan sebelumnya. Angka-angka tersebut mencerminkan meningkatnya kekerasan yang terjadi di wilayah tersebut.

Salah satu tindakan terkutuk adalah pemboman Rusia terhadap pembangkit listrik Kakhovka di Ukraina, pembangkit listrik tenaga air terbesar di Ukraina, yang menimbulkan masalah bagi sekitar 11 juta warga Ukraina.

Perwakilan PBB mencatat bahwa sulit untuk mencapai tepi kiri Sungai Dnipro di wilayah Kherson, hal ini menunjukkan kompleksitas dan eskalasi konflik yang terus berlanjut di Ukraina.

Miroslav Zhenya memperingatkan kebutuhan mendesak untuk menghentikan kekerasan dan mencegah penderitaan lebih lanjut bagi warga Ukraina yang tidak bersalah.

“Kita semua mempunyai tanggung jawab untuk mendukung upaya perdamaian dan kemanusiaan untuk memerangi krisis ini, karena dampaknya akan terasa di setiap sudut dunia,” kata Miroslav (mcr10/jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *