Korut: Amerika dan Pengikutnya Akan Mengalami Kekalahan Menyedihkan

saranginews.com, JAKARTA – Korea Utara mengkritik Amerika Serikat dan negara-negara lain karena mencari alternatif dari panel pemantau PBB yang menjatuhkan sanksi terhadap pemerintah diktator yang beribu kota Pyongyang.

Pemerintahan Pemimpin Tertinggi Kim Jong-un mengatakan tindakan tersebut akan merugikan diri sendiri.

Baca juga: Dunia Disibukkan dengan Krisis Gaza, Korea Utara Luncurkan Satelit Mata-mata

Utusan Korea Utara untuk PBB, Kim Song, mengeluarkan pernyataan yang mengkritik Seoul, Washington, Tokyo dan 47 negara lain yang menyerukan penyelidikan independen terhadap sanksi yang dijatuhkan terhadap Korea Utara sejak pekerjaan panel ahli berakhir bulan lalu karena pemungutan suara Rusia. . . .

“Kekuatan jahat mungkin akan membentuk panel ahli kedua dan ketiga di masa depan, namun semuanya akan hancur seiring berjalannya waktu,” katanya dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara pada hari Minggu.

Baca juga: Amerika, Korea Selatan, dan Jepang Khawatir Tangani Kekuatan Siber Korea Utara

Utusan Korea Utara mengatakan kesimpulan pengadilan pemantau adalah keputusan yang dibuat berdasarkan sejarah penolakan terhadap lembaga pengasuhan anak ilegal.

Ia juga mengatakan, kelompok ahli tersebut merupakan senjata AS dan negara Barat lainnya untuk menghilangkan hak-hak negara merdeka.

BACA JUGA: Korea Selatan dan NATO sepakat untuk memperlakukan Korea Utara sebagai ancaman

Dalam kunjungannya ke Seoul pada April lalu, Duta Besar Amerika Serikat, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan bahwa Amerika Serikat akan bekerja sama dengan Korea Selatan untuk mencari cara-cara yang kreatif dan asing untuk mencari alternatif panel ahli, bahkan di luar sistem. PBB.

“Jika AS dan sekutunya terus menggunakan kebijakan lama mereka yang bermusuhan terhadap DPRK (nama resmi Korea Utara) alih-alih belajar dari pengadilan baru, mereka akan menghadapi kekalahan serius,” kata Kim.

Sementara itu, Dewan Keamanan PBB (DK PBB) gagal mengadopsi resolusi baru untuk memperluas kerja kelompok ahli yang bertugas memantau penerapan sanksi tahunan terhadap Korea Utara.

Hasil pemungutan suara dewan beranggotakan 15 orang yang diadakan pada Kamis (28/3) di Washington ini mencakup 13 negara yang memberikan suara untuk resolusi tersebut, Rusia menggunakan hak pilihnya, dan Tiongkok tidak keberatan.

Karena Rusia menggunakan hak suaranya, kekuasaan tersebut tidak dapat diperpanjang untuk satu tahun lagi, meskipun tugas pengadilan berakhir pada tanggal 30 April. Kegagalan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini berpotensi menggagalkan upaya internasional untuk membendung ancaman nuklir dan rudal Pyongyang. (svos/dil/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *