Menko Airlangga Dorong Kerja sama RCEP dengan GCC Diperluas

saranginews.com – RIYADH – Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto mengusulkan perluasan Regional Economic Cooperation Partnership (RCEP) dengan negara-negara kawasan Teluk (GCC).

Menko Airlangga memaparkan usulan ASEAN untuk memperkuat RCEP yang sebelumnya telah ditetapkan bersama banyak negara.

BACA JUGA: Pengurus Partai Golkar Bersyukur atas Hasil Pemilu 2024, Lakukan Umrah

Hal itu diungkapkannya saat menjadi pembicara saat diundang dalam pertemuan dialog strategis ASEAN-Gulf Cooperation (GCC) di Riyadh, Senin (29/4).

Airlangga menyampaikan pidato pembukaan bersama Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim.

BACA JUGA: Menteri Koperasi Airlangga Umumkan Larangan Deforestasi Ditolak Amerika Serikat

Dalam diskusi ini, berbagai menteri dari negara-negara ASEAN lainnya dan negara-negara Teluk berpartisipasi untuk menentukan apakah kedua kawasan dapat mengambil langkah menuju kerja sama antar kawasan dan menyambut pembangunan berkelanjutan di tengah ketidakpastian dunia.

“ASEAN mempunyai asosiasi perdagangan besar yaitu RCEP yaitu ASEAN + enam negara. Jika Dewan Kerja Sama Teluk ditambahkan ke dalam asosiasi perdagangan, ini akan menjadi asosiasi perdagangan terbesar di dunia. Airlangga mengatakan, “sektor ekonomi digital, keuangan legal, UMKM dan pertukaran pemuda.”

BACA JUGA: Airlangga Hartarto: Bagi kami, Pak Jokowi dan Mas Gibran sudah bergabung dengan keluarga besar Golkar

Menteri yang membawahi Penerbangan Sipil Airlangga juga menekankan bahwa kerangka ASEAN-GCC dan implementasinya perlu lebih jelas dan transparan.

Ia harus mulai menjajaki kerja sama perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk, dan kemudian memperkuat dan memperluas perjanjian yang sudah ada.

Kerja sama ini tentunya akan menjadi peluang baru bagi investasi dan perdagangan yang akan memperkuat perekonomian kedua kawasan.

Pertanian, energi, dan pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat diperlukan, mengingat kedua kawasan ini memiliki ciri khas, antara lain peluang kerja sama di bidang pertukaran energi, penyimpanan karbon, pendidikan, kebudayaan, dan pembuatan produk halal.

Selain itu, kerja sama ini akan berkontribusi pada peningkatan produksi pangan dan produksi energi serta memberikan sinyal kepada dunia bahwa ASEAN-GCC merupakan kekuatan ekonomi baru di dunia.

Sebelumnya, Menteri Manajemen Airlangga turut serta sebagai konsultan di Pasar Tenaga Kerja pada sesi berikutnya bersama para pemimpin dunia lainnya pada Konferensi Khusus WEF tentang Energi untuk Kerja Sama, Pertumbuhan dan Pembangunan Global.

Sementara itu, Perdana Menteri Anwar Ibrahim dalam sambutannya mengatakan bahwa usulan yang didasarkan pada rencana utama negara-negara ASEAN dan GCC sangatlah penting, sebagai sesuatu yang akan memperkuat kerja sama antara negara-negara Asia dan kawasan Teluk, khususnya di bidang ekonomi. perdagangan dan investasi.

Selain itu, Indonesia, Malaysia, dan Laos menjadi ‘Troika’ presidensi ASEAN tahun ini.

Troika bertujuan untuk merotasi pimpinan rapat untuk menjamin keberlangsungan dan kemajuan permasalahan yang dibahas.

Indonesia akan mengambil alih kepemimpinan ASEAN pada tahun 2023 dan temanya adalah ‘Kerangka Pembangunan’.

Selain itu, Laos akan menjabat sebagai presiden ASEAN pada tahun 2024, yang bertepatan dengan KTT ASEAN-GCC berikutnya.

Malaysia akan mengambil alih kepemimpinan ASEAN pada tahun 2025.

Oleh karena itu, kerja sama kawasan sangat penting bagi agenda dalam negeri untuk mencapai tujuan Indonesia Emas pada tahun 2045, terutama dalam situasi perekonomian global yang semakin terpuruk dan gejolak politik. (masuk/jpnn)

BACA JUGA… Airlangga Tanggapi Putusan MK: Saatnya Bertemu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *