Sumbangsih MMSGI Ciptakan Pendidikan yang Inklusif

saranginews.com, JAKARTA – PT MMS Group Indonesia (MMSGI) berkomitmen mengembangkan sektor pendidikan melalui peningkatan kualitas tenaga pengajar dan peserta didik.

Hal ini dicapai dengan mengikuti acara bertema “Bergerak Bersama, Lanjutkan Pendidikan Liberal” dalam rangka Hari Pendidikan Nasional.

Baca Juga: MMSGI juga memberikan dana untuk mengapresiasi prestasi tim U-23

CEO MMSGI Sandy Garti mengatakan pendidikan merupakan landasan kemajuan bangsa sehingga kita dapat mewujudkan Indonesia Emas 2045.

“Bersama anak perusahaan kami dan Life After Mine (LINE) Foundation, kami menjadikan pendidikan sebagai pilar utama kegiatan tanggung jawab sosial di perguruan tinggi,” kata Sandy Gerty dalam keterangannya, Kamis (2 Mei).

Baca Juga: Hardiknas 2024: Pertamina ke Kampus Siap Hadir di 15 Kampus, Perhatikan Waktunya!

Partisipasi MMSGI salah satunya ditunjukkan dengan kontribusinya pada program Microcredential CS50x yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama dengan Harvard University.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan literasi digital bagi para guru sebagai persiapan menghadapi transformasi digital di Indonesia.

Baca Juga: Hardiknas 2024, Ketua Panitia X DPR: Pendidikan Indonesia masih menghadapi tantangan besar

Melalui anak perusahaannya PT Multi Harapan Utama (MHU), MMSGI memberikan beasiswa kepada 20 pelajar kurang mampu dari wilayah pertambangan Kalimantan Timur.

Selain kontribusi pendidikan tinggi, MHU telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Pendidikan Kabupaten Kutai Kartanegara selama empat tahun melalui Pusat Kegiatan Pendidikan Masyarakat (PKBM) Puteri Karang Melenu Kecamatan Lua Kolo untuk memberikan kontribusi terhadap pendidikan dasar melalui program tersebut. untuk pendidikan berkelanjutan (kelompok belajar) paket a’, B dan C.

Program ini dirancang untuk memudahkan warga sekitar tambang yang tidak mampu dan putus sekolah untuk bekerja.

Berbeda dengan program paket pada umumnya, program yang diperkenalkan MHU ini dapat diselesaikan oleh pelajar hingga usia 45 tahun, sedangkan pada umumnya dibatasi hanya 21 tahun.

Program ini bekerja sama dengan pemerintah kota dan perusahaan pemasok atau subkontraktor sehingga lulusan dapat diarahkan langsung untuk bekerja. Hal ini terbukti efektif dalam mengentaskan kemiskinan di wilayah pertambangan.

GM Mining Support MHU Wijayono Sarosa mengatakan, beasiswa tersebut diperuntukkan bagi 20 mahasiswa yang terdiri dari 10 laki-laki dan 10 perempuan di dua fakultas, yaitu Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik.

Mereka mendapatkan kuliah gratis selama empat tahun dengan beberapa fasilitas seperti akomodasi asrama, uang makan dan buku.

“Siswa juga diberikan kegiatan pendukung seperti penguatan character building, antara lain kursus bahasa Inggris, komputer, dan konten lokal lainnya,” kata Viaiono Serosa.

Keberhasilan program pendidikan kesetaraan paket Kejar MHU diapresiasi Bupati Kottayam Karnataka, Eddy Demencia.

“Ini merupakan langkah yang tepat untuk mengentaskan kemiskinan melalui pendekatan pendidikan yang efektif dan efisien,” ujarnya. (jlo/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *