saranginews.com, JAKARTA – Konflik geopolitik di Timur Tengah belum berdampak pada stabilitas keamanan Indonesia.
Namun menurut Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Yuwana, hal ini patut diwaspadai, karena perang selalu berdampak di seluruh dunia.
BACA JUGA: Hikmahanto: Klaim teritorial China jangan dianggap sekadar peta
Yang harus kita waspadai adalah masyarakat Indonesia tidak terpecah belah karena pro-Iran atau pro-Israel, kata Hikmahanto Yuvana.
Pernyataan tersebut disampaikan Hikmahanto agar konflik di Timur Tengah tidak mengganggu keamanan Indonesia.
BACA JUGA: DPR menilai upaya nyata pemerintah Indonesia meredam dampak konflik Timur Tengah
Hikmahanto mengatakan sulit menjawab bagaimana mencegah konflik geopolitik di Timur Tengah mempengaruhi situasi keamanan Indonesia.
“Masalahnya adalah perang di Timur Tengah berdampak pada seluruh dunia. Kalau tidak berdampak pada Indonesia berarti tidak berdampak pada dunia. Satu-satunya cara adalah menghentikan perang, katanya.
BACA JUGA: Bela Butet Kartarezasa, Mahasiswa Indonesia di Timur Tengah mengutuk segala bentuk intimidasi
Menurutnya, saat ini konflik di Timur Tengah memang berdampak, namun pada sektor perekonomian.
Sebab perang menyebabkan perlambatan perekonomian dunia. Saat ini perekonomian Indonesia sangat terhubung dengan perekonomian global sehingga diperlukan pengendalian penuh.
“Kebijakan ekonomi dalam negeri. “Meningkatkan ketergantungan pada luar negeri,” kata Hikmahanto tentang cara mencegah dampak perang terhadap perekonomian Indonesia.
Seperti diketahui, pemerintah Indonesia berupaya mengambil langkah-langkah diplomasi untuk melakukan deeskalasi atau deeskalasi situasi geopolitik di Timur Tengah. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam keterangannya kepada pers di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta. Menlu menyatakan, Indonesia telah melakukan kontak intensif dengan sejumlah negara selama beberapa hari terakhir.
Mulai dari pemerintah Iran, Arab Saudi, Yordania, Mesir, Uni Emirat Arab, Uni Eropa, Jerman, Belanda, hingga Amerika Serikat (AS). Hal itu dilakukan guna mendorong semua pihak menahan diri dan menghindari eskalasi.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlanga Hartarto mengungkapkan, pemerintah juga mewaspadai dan memitigasi dampak ketegangan Timur Tengah terhadap perekonomian Indonesia.
Dari sisi ekonomi, Indonesia melihat kenaikan harga minyak akibat serangan Israel terhadap Kedutaan Besar Iran di Damaskus, serta respon Iran.
“Secara ekonomi, Laut Merah dan Selat Hormuz penting, terutama karena Selat Hormuz memiliki 33.000 kapal tanker minyak dan Laut Merah memiliki sekitar 27.000 kapal tanker minyak. Dan kenaikan biaya pengiriman menjadi salah satu hal yang perlu ditekan,” kata Airlanga.
Secara keseluruhan, kata Airlangga, perekonomian Indonesia saat ini tumbuh sekitar 5 persen, inflasi 2,5 plus minus 1 persen, neraca perdagangan surplus, dan cadangan devisa sekitar 136 miliar dolar AS.
Meski demikian, pemerintah terus mengantisipasi dampak meningkatnya ketidakpastian perekonomian global terhadap perekonomian nasional.
Airlangga menambahkan, pemerintah juga terus melanjutkan reformasi struktural dengan memperbaiki iklim investasi Tanah Air. (flo/jpnn)