Ketua Dewan Pembina Jadi Presiden RI, HKTI Optimistis Petani Jadi Lebih Sejahtera

saranginews.com, JAKARTA – Fadli Zon, Ketua Umum Persatuan Tani Hidup Bersama Indonesia (HKTI), mengatakan kelompoknya beruntung memiliki Prabowo Subianto, presiden ke-8 Republik Indonesia, sebagai ketua dewan.

Hal itu terungkap saat HKTI merayakan hari jadinya yang ke-51.

BACA JUGA: Fadli Zon HKTI Gelar Rapimnas Nasional, Bertekad Menangkan Prabowo-Gibran di Semua Provinsi

“Kita sangat bersyukur dengan terpilihnya Pak Prabowo, artinya sekarang kita mempunyai presiden yang berprofesi sebagai petani,” kata Fadli Son dalam pidatonya, Sabtu (27/4).

Ia berharap melalui kepemimpinan kader HKTI, pertanian ke depan bisa lebih baik dan sejahtera.

Baca Juga: Ketum HKTI Magetan Percayakan Ganjar pada Warung Makan

“Persoalan kesehatan petani tidak akan ketinggalan zaman. Kesehatan petani adalah kunci untuk mendapatkan pangan,” imbuhnya.

Menurutnya, jika para petani tidak berhasil maka mereka akan beralih ke pekerjaan lain dan mengubah lahan pertaniannya menjadi lahan non pertanian.

Baca Juga: HKTI-KTNA Himbau Masyarakat Tak Panik, Tahun 2023 Panen Melimpah

“Kalau itu terjadi, masa depan pangan kita terancam,” imbuh Ketua Gerindra itu.

Sebagai catatan, hingga saat ini masyarakat Indonesia masih tercatat sebagai negara dengan jumlah makan terbesar di dunia.

Menurut Statista (2017), konsumsi beras per kapita kita adalah 135 kg, lebih tinggi dibandingkan Filipina (115 kg), Thailand (99 kg), dan Malaysia (81 kg).

Di sisi lain, meski jumlah petani Indonesia dilaporkan termasuk salah satu yang terbesar di dunia, namun produksi beras dalam negeri masih belum sesuai harapan.

“Angka produksi dan konsumsi tanaman kita bersaing buruk. Dengan jumlah penduduk 280 juta jiwa dan pertumbuhan penduduk 1,1-1,4 persen, sulit untuk menyimpan hasil panen kita per tahun,” jelasnya.

Fardli Zon juga mengatakan, impor barang bukan lagi pilihan yang menguntungkan, saat ini negara-negara Afrika telah tumbuh sebagai negara eksportir pangan dan negara pemasok beras yang sama.

“Jadi, jika kita tidak segera melakukan perubahan, kita berisiko mengalami kekurangan gizi,” ujarnya.

Menurut dia, untuk mengatasi permasalahan tersebut, HKTI telah memberikan nasihat kepada Presiden terpilih mengenai sejumlah hal penting.

Pertama, HKTI menyebutkan tiga persoalan terkait produk seperti lahan, benih, dan pupuk.

“Kami melihat proses reforma agraria perlu semakin gencar dilakukan, karena kepemilikan tanah petani kita sangat kecil,” kata Fadli Son.

Kedua, soal subsidi dan insentif kepada petani. Tanpa insentif, masyarakat tidak mau bekerja di bidang pertanian. Bagaimana dengan mereka? Dia melanjutkan.

Dia menjelaskan, HKTI sudah lama mengatakan bahwa petani harus didorong, terutama dari segi biaya produksi. Misalnya, kami mengusulkan agar HPP (Harga Pembelian Pemerintah) beras disesuaikan setiap tahunnya.

Bayangkan, kemarin HPP tidak pernah diperbaiki. Ini musibah bagi petani, karena hasil panen mereka diberikan dengan harga yang sangat murah oleh pemerintah, ujarnya.

Kini, setelah mendapat persetujuan dari Badan Pangan Nasional (BAPANAS), diumumkan bahwa HPP harus diperbarui secara berkala termasuk tahun 2024 yang sedang dalam pembahasan.

HKTI mengumumkan HPP (GKP) tanaman kering dinaikkan menjadi Rp 6.757 yang membutuhkan keuntungan 30 persen dan risiko 10 persen yang dijamin dengan biaya pokok produksi beras per kilogram.

Namun HKTI yang masih terlibat dalam masalah insentif masih menilai harga awal dan harga maksimal beras harus ditingkatkan, ujarnya.

Menurutnya, undang-undang ini harus berlaku untuk semua pengusaha beras, baik swasta maupun pemerintah, dan pengusaha yang membeli di bawah harga ambang batas harus dikenakan sanksi.

Tujuannya untuk melindungi petani, terutama saat panen raya, agar harga produknya tidak anjlok, kata Fadli Zon.

Faktor terpenting ketiga adalah pentingnya pengawasan pemerintah terhadap petani dan produksi pertanian rumah tangga.

Pemerintahan Prabowo-Gibran sendiri akan memulai program makan siang gratis untuk anak-anak sekolah.

HKTI berpandangan, selain mengembangkan pangan untuk anak-anak, layanan tersebut juga harus siap menyerap petani dan hasil pertanian mulai dari beras, sayur mayur, susu, daging, ikan, dan hasil lainnya.

“Program ini harus dikoordinasikan dengan program pembangunan pertanian kita,” jelasnya.

HKTI menilai program makan siang gratis ini dapat memberikan dukungan kepada para petani, peternak, peternak, dan usaha kecil kita.

“Proyek ini harusnya mengedepankan ekonomi kerakyatan seperti yang disampaikan dalam kampanye Pak Prabowo. Sekali lagi, di hari ulang tahun ke-51 ini, HKTI sangat bersyukur karena mantan presiden bisa menjadi presiden,” pungkas Fadli Zon (mcr8/jpnn).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *