Bamsoet Dukung Fashion Show ‘Keindahan Karya Kain’ di San Polo Italia

saranginews.com, JAKARTA – Ketua MPR Bambang Soesatio mendukung rencana penyelenggaraan peragaan busana bertajuk “Keindahan Karya Tekstil”. Rajutan dan batik Indonesiaku karya Dian Natalia Assamadi.

Peragaan busana tersebut diselenggarakan atas undangan Walikota Sao Polo dalam rangka perayaan HUT Republik Italia ke-78 dan atas dukungan KBRI Roma dalam rangka HUT ke-75 hubungan diplomatik Indonesia dan Italia.

BACA JUGA: Ketua IMI Bamsoet Resmikan Skema Barcode Kartu Listrik di MOI Kelapa Gading

“Banyak orang mengetahui bahwa tekstil tradisional nusantara tidak hanya batik. Bahkan banyak orang yang sering salah mengartikan batik dengan tenun. Acara ini merupakan sarana promosi yang efektif untuk memperkenalkan kain tenun Indonesia kepada dunia,” kata Bamsot usai menerima Dian Natalia Assamadi di Jakarta, Selasa (23 April).

Bamset mengatakan, masing-masing dari 34 provinsi di Indonesia memiliki corak dan ragam tersendiri yang menjadi pembeda tenun satu provinsi dengan provinsi lainnya.

BACA JUGA: Akui kedaulatan budaya nusantara, Bamsoet dukung lawatan budaya Borobudur ke Berlin

Sebenarnya setiap daerah di provinsi ini juga mempunyai ciri khasnya masing-masing.

Hal ini menunjukkan betapa tidak terbatasnya budaya tenun Indonesia sehingga patut mendapat pengakuan dunia.

“Acara ini juga dapat mengajak masyarakat Indonesia untuk menghargai dan melestarikan kekayaan tekstil nusantara sehingga dapat menjaga warisan budaya bangsa agar tidak punah,” jelas Bamsot.

Menurut Bamsot, kain tenun, seperti halnya batik, memiliki kekuatan budaya yang luar biasa, baik dari segi nilai sejarah, kecanggihan warna, motif, jenis bahan dan benang yang digunakan, serta ragam corak dan ciri khas yang tercipta pada setiap kain. . wilayah.

Batik dan tenun tidak hanya menjadi jati diri dan jati diri bangsa, tetapi juga kebanggaan dan kekayaan bangsa.

“Jika tidak didesosialisasikan mulai saat ini, keberadaan tenun pada akhirnya akan melahap sejarah. Padahal, tenun, seperti halnya batik, bisa disesuaikan dengan tren fesyen masa kini tanpa kehilangan nilai sakralnya,” demikian kesimpulannya. gelandangan. (tandai/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *