saranginews.com, JAKARTA – Universitas Indonesia (UI) bermitra dengan perusahaan teknologi internasional Yandex menyelenggarakan lokakarya komprehensif tentang kecerdasan buatan (AI).
Kemitraan UI dan Yandex bertujuan untuk mengarahkan AI ke dalam wacana inovatif, serta mencapai keseimbangan etika dalam penggunaannya.
BACA JUGA: Jalankan Tutorial AI di UPI & Unpad, Yandex Ingin Ciptakan Lingkungan Digital yang Lebih Aman
Wakil Presiden Strategi Riset Yandex Alexander Popovskiy mengatakan merupakan suatu kehormatan besar bisa hadir di Universitas Indonesia dan berpartisipasi dalam lokakarya yang mengangkat pertanyaan mendasar tentang masa depan kecerdasan buatan.
“Acara ini menandai langkah penting menuju masa depan di mana kecerdasan buatan tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk kebaikan masyarakat, namun juga mematuhi standar keselamatan dan etika,” ujarnya.
BACA JUGA: Yandex-Kemenkominfo berkolaborasi, bahas lanskap AI di Indonesia
Sementara itu, Dekan FMIPA UI Prof. Alhadi Bustamam mencatat banyak permasalahan yang mungkin timbul di masa depan, antara lain ketergantungan ilmu data terhadap ketersediaan data, masalah privasi dan keamanan, serta potensi buruknya penggunaan kecerdasan buatan.
“Kami mengeksplorasi bagaimana matematika, ilmu data, dan kecerdasan buatan dapat membantu memecahkan tantangan dunia nyata dengan meningkatkan proses pengambilan keputusan, memitigasi risiko, mendeteksi penipuan, dan menganalisis tren untuk perbaikan berkelanjutan,” ujarnya.
BACA JUGA: Pendiri mesin pencari Rusia Yandex meninggal karena usia tua
Direktur pengembangan Yandex AI Alexander Krainov mengatakan bahwa penggunaan kecerdasan buatan modern berkaitan erat dengan proses eksperimen dalam sejarahnya.
Menurutnya, evolusi kecerdasan buatan hingga diperkenalkannya AlexNet pada tahun 2012 menunjukkan kemampuan jaringan saraf untuk melakukan tugas pengenalan gambar dan merupakan model pertama yang dapat menghasilkan gambar, musik, dan teks.
“Model-model baru seperti DALL-E dan ChatGPT, yang dapat membuat gambar dari deskripsi teks dan berpartisipasi dalam percakapan manusia, bukan sekadar program – mereka adalah bagian dari proses sistematis penemuan, penelitian, dan pengembangan ilmiah,” katanya.
Tim proyek Ristek UI yang terdiri dari mahasiswa ilmu komputer Oey Joshua, Bryan T dan Nyoo Steven memiliki inovasi AI untuk industri hukum.
Tim tersebut mengusulkan sebuah alat yang dapat membantu para pembuat kebijakan dan mahkamah konstitusi dengan menyederhanakan proses silsilah, perolehan hukum, pemrosesan dokumen, dan penyelesaian hukum.
Ini merupakan acara kelima dari rangkaian kampanye yang diluncurkan Yandex bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo).
Keseluruhan rangkaian kampanye mengkaji lanskap AI di Indonesia, mengeksplorasi praktik terbaik, dan mendiskusikan bagaimana AI dapat berkontribusi pada lingkungan digital yang lebih aman. (hh/mm)
BACA ARTIKEL LAGI… 2 Pelaku Pembunuhan Anak di Makassar Lihat Situs Yandex Jual Organ Korban