Soal Gonta-ganti Kurikulum, Anies: Jangan Dibongkar Semua, Kasihan Gurunya

saranginews.com – Calon presiden (Kapres) Indonesia Anies Baswedan angkat bicara soal perubahan kurikulum saat kampanye di Yogyakarta, Selasa (23/1), khususnya pada acara Desakan Anies di bidang pendidikan.

Menurut Anies, kurikulum tidak selalu perlu diubah, namun bisa diperbaiki. Yang terpenting adalah kualitas guru.

BACA JUGA: Tak Perlu IP Sempurna untuk Dapat Beasiswa, Kata Anies, Ini Tipsnya

“Ini menjadi topik yang dibicarakan semua orang. “Ganti menterinya, ubah kurikulumnya,” kata calon presiden Indonesia nomor urut 01 itu.

Anies menganalogikannya seperti memanah. Jika anak panah mulai hilang, gantilah busur dan anak panah seperti biasa. Namun pemanah tidak pernah dilatih untuk memanah.

Baca Juga: Anies Izinkan Guru Ditunjuk PPPK Mengajar Sekolah Rumah

“Menurut kami, kurikulum yang ada saat ini bisa diperbaiki, tidak perlu diganti total, karena kalau diganti total akan menimbulkan masalah bagi guru, sekolah, dan masyarakat,” kata Anis.

Terlepas dari kurikulumnya, Anies terus meningkatkan kompetensi guru dan kepala sekolah.

Baca Juga: Netizen Troll Gibran Oleh Yandri Susanto

“Jika ada kekurangan, perbaiki kurikulum yang ada saat ini,” ujarnya.

Anies juga mengatakan jangan membuat semua seragam universitas, jangan membuat semua seragam sekolah.

Izin, tapi prinsipnya yang diajarkan Azhar Devantoro, kebebasan pendidikan itu penting dan kita bisa belajar dari mana saja dan siapa saja, ujarnya.

Pada dasarnya, Anies menilai jika ada yang kurang baik, maka kurikulum perlu diperbaiki.

“Jangan musnahkan semua ini, kalau hancur semua, kasihan guru-gurunya, murid-muridnya, dan sayang sekali pendidikan Indonesia tidak mampu memberikan pendidikan yang utuh untuk semua,” kata mantan menteri itu. Pendidikan dan budaya. Republik Indonesia.

Kandidat presiden dari Aliansi untuk Perubahan mengatakan dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengubah kurikulum di banyak negara. Perubahan kurikulum hanya bisa dilakukan dengan cepat di Indonesia.

“Misalnya, perubahan kurikulum SD mungkin memerlukan waktu enam tahun karena dimulai dari Kelas 1 SD” (*/saranginews.com) Jangan lewatkan video terbaru:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *