saranginews.com, JAKARTA – Anggota Komisi
Adapun serikat TIP yang diungkap Bareskrim Polri menggunakan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sebagai dalih untuk menarik korban.
BACA JUGA: Mahasiswa Tertangkap Aksi TPPO Berkedok Praktek di Jerman, DPR: Lemahnya Pengawasan Kemendikbud
“Pertama, monitor pelaksanaan MBKM. Masih bisa ditembus oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, makanya ada 33 perguruan tinggi yang memperbolehkan mahasiswanya mengikuti seruan oknum tersebut,” kata guru besar itu. Zainuddin Rabu (27/3).
Anggota DPR PAN ini heran mengapa perusahaan yang seharusnya tidak mempunyai kewenangan mengirim tenaga kerja bisa merekrut mahasiswa untuk bekerja menggunakan program Ferienjob di Jerman.
BACA JUGA: Serikat Pekerja memperkirakan kerugian akibat perpanjangan kontrak di JICT semakin realistis
“Bagaimana institusi yang tidak punya kewenangan mengirim tenaga kerja bisa lolos? Dari segi kontrol sepertinya lemah,” kata Zainuddin.
Yang lebih disayangkan adalah perguruan tinggi dengan mudahnya membiarkan mahasiswanya mengikuti program yang tidak dipatuhi dari segi peraturan MBKM dan ketersediaan tenaga kerja.
BACA JUGA: Pemerintah Harus Tolak Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat ke Freeport
“Kami menyayangkan pihak universitas membiarkan mahasiswanya dieksploitasi,” kata Profesor Zainudin.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya ini mengingatkan agar kasus seperti ini tidak terulang lagi di kemudian hari.
“Intinya ini harus menjadi penilaian banyak pihak, Kemendikbud, penerapan MBKM yang mudah dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab harus ditinjau ulang,” ujarnya.
Kemudian dari sisi ketenagakerjaan, lembaga terkait juga harus mengkaji mengapa 33 universitas tersebut bisa ditembus oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Perguruan tinggi harus lebih teliti, cermat, hati-hati dalam melaksanakan program terkait MBKM dan lainnya, agar tidak ada lagi yang absen,” kata Profesor Zainudin Maliki (fat/saranginews.com).