Amerika Punya Peluncur Tomahawk Anyar, Indo-Pasifik Bakal Makin Panas

saranginews.com, WASHINGTON DC – AS akan mengerahkan rudal balistik yang mampu menembakkan rudal SM-6 dan Tomahawk ke kawasan Indo-Pasifik “segera” untuk menghadapi “meningkatnya ancaman keamanan”, di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut, pada Minggu ( 7./4).

Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Yonhap saat berkunjung ke Korea Selatan, Jenderal Charles Flynn, komandan militer AS di Pasifik, mengatakan militer AS telah melancarkan “tembakan langsung yang berkepanjangan”.

UPDATE: Amerika tak lagi diawasi, Israel luncurkan proyek Rafah

Dia mengatakan rudal pencegat SM-6 dan rudal serangan angkatan laut Tomahawk merupakan rudal yang dapat diluncurkan dalam sistem peluncuran baru.

Pengumuman ini menandai konfirmasi pertama mengenai jenis sistem persenjataan yang akan dikerahkan di wilayah tersebut tahun ini.

UPDATE: Tolak ajakan Joe Biden ke Bukber, Muslim Amerika putuskan protes di depan Gedung Putih

Sistem persenjataan tersebut akan dikerahkan di wilayah tersebut untuk pertama kalinya sejak AS dan bekas Uni Soviet menandatangani Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF) pada tahun 1987.

AS menarik diri dari Perjanjian INF pada tahun 2019, dengan alasan dugaan pelanggaran oleh Rusia.

BACA LEBIH BANYAK: Polisi menangkap 51 pemuda selama bulan Maret yang membawa bendera Amerika di Jakarta Timur

Militer AS telah mengembangkan dan mengerahkan rudal jarak menengah baru di tengah meningkatnya pengaruh Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik.

“Program ini akan segera mulai bekerja di wilayah ini. Di mana dan kapan program itu akan disampaikan, saya belum akan membicarakannya,” kata Flynn.

SM-6 mampu mencegat rudal pada jarak lebih dari 240 kilometer, sedangkan Tomahawk, sebuah rudal jelajah subsonik, dapat mencapai sasaran pada jarak sekitar 2.500 kilometer.

Flynn, yang juga mengunjungi Jepang dan Thailand selama perjalanannya ke Asia, menyatakan keprihatinannya terhadap serangkaian uji coba rudal terbaru Korea Utara.

Dia menyatakan keyakinannya pada “sistem pertahanan anti-rudal yang terintegrasi dan berlapis” dari aliansi tersebut.

“Pengujian berkelanjutan adalah tentang kedalaman dan, dalam banyak hal, hal ini melumpuhkan. “Saya yakin, mengingat pekerjaan kami baru-baru ini di kawasan ini, pertahanan rudal memiliki lebih banyak lapisan dibandingkan yang kami miliki,” katanya.

Korea Utara menguji rudal balistik hipersonik jarak menengah baru pada Rabu (4/3), dengan mengatakan semua rudalnya kini berkemampuan nuklir dan memiliki kemampuan pengendalian hulu ledak. (semut/dil/jpnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *