saranginews.com – Kota Solo dikenal sebagai daerah yang kaya akan wisata kuliner. Dijuluki Kota Bengawan, kawasan ini juga menjadi rumah bagi warung tengkleng Yu Tentrem yang telah bertahan selama tiga generasi dan memiliki pelanggan ternama.
Makalah Romenius Agustino, Solo
BACA JUGA: Ini Warung Nasi Eha dan Cita Rasa Keluarga Bung Karno
TENGKLENG adalah masakan yang terbuat dari tulang kambing sebagai bahan utamanya. Namun, kedai Yu Tentrem tidak hanya menawarkan tenkleng yang enak, tapi juga unik.
Standnya terletak di Desa Ngadisono RT 001/RW 002 Joglo, Banjarsari, Surakarta. Letaknya di tengah perkampungan, bukan di pinggir jalan utama.
BACA JUGA: Warkop Pilgrim Anto Kendari, Kisah Upaya Serius dan Advokasi Unik
Meski begitu, ramainya warung Yu Tentrem tidak menghalangi para pemburu kuliner lezat untuk mengunjunginya. Stand ini telah beroperasi selama lebih dari setengah abad dan masih mempertahankan reputasinya.
Kandang Yu Tentrem saat ini dikelola oleh Purwaningsih (49). Wanita paruh baya ini merupakan generasi ketiga pemilik warung Yu Tentrem sejak usaha memasak tradisional dimulai pada akhir tahun 1970-an.
BACA JUGA: Asa Persis Solo, Langkah Jokowi dan Arahan 2 Anak Presiden
Ningsih, sapaan akrab Purwangingsih, mengaku membuka lapak milik neneknya. Saat itu toko tersebut belum mempunyai nama karena membuat tengkle di rumah lalu diperdagangkan keliling.
Nama Yu Tentrem baru digunakan pada tahun 1980-an setelah manajemen perusahaan berpindah dari neneknya ke ibunda Purwaningsih. Nama Tentrem diambil dari nama ibu kandung Purvaningsih.
“Ketika ibu saya menangkapnya, hal itu diketahui banyak orang. “Setelah ibu saya meninggal, saya melanjutkan,” kata Purvaningsih kepada saranginews.com, baru-baru ini.
Putri Yu Tentrem menjelaskan bahwa pelanggan asli tengglen buatan nenek dan ibunya adalah pegawai DPRD. Keputusan pembukaan toko tersebut juga merupakan usulan para pejabat umum Pemerintah Kota Surakarta.
“Kalau (pegawai Balai Kota Surakarta, Red.) tidak mau makan di pinggir jalan, mereka menyarankan (Ibu Tentrem) berjualan di rumah saja. “Kami tidak kekurangan, kami jual di rumah,” kata Ningsih.
Akhirnya Tentrem memutuskan untuk membuka warung tengklegu di rumahnya yang berada di tengah desa. Pengunjung yang ingin mengunjungi kandang Yu Tentrem harus melewati gang sempit.
Namun hal tersebut tidak mengurangi minat pembeli. “Pelanggan sebenarnya banyak yang datang. Makan di stand, kadang pesan untuk acara di rumah,” kata Ningsih.
Seorang perempuan asal Solo mengatakan, pembeli menganggap sambal tengkleng Yu Tentrem berbeda dengan warung serupa di tempat lain. Menurutnya, kuah tengkleng di warungnya memang lebih encer.
“Banyak yang suka. Mereka bilang, ‘Aku suka tengklenmu merga duduhe beda (aku suka tengklen kami karena kuahnya berbeda),” kata Ningsih, senada dengan ucapan pelanggan warung.
Lalu berapa harga tengkleng di warung Yu Tentrem? Harga satu porsi Tengkle adalah Rp 45 ribu.
Pembeli hanya perlu menambah Rp 5.000 untuk mendapatkan nasi dan teh atau es teh lengkap.
Ningsih pun bangga dengan lapaknya yang kerap menerima pesanan dari keluarga Soeharto, presiden kedua RI. Pria berjuluk Bapak Pembangunan ini menikah dengan Tien Soeharto alias Siti Hartinah, asal Surakarta.
Putri KPH Soemoharjomo juga merupakan Mangkunegara III dari pihak ibunya. Pada masa Orde Baru, orang penting ini mempunyai rumah di Solo yang dikenal dengan nama Ndalem Kalitan.
“Ndalem Kalitan sering pesan di sini. Kalau keluarga Cendan kumpul pasti pesan tenkleng di sini. Sampai sekarang,” kata Ningsih.
Ia pun menyebut nama Terawan Agus Putranto sebagai pelanggan wanitanya yang baik hati. Pada masa Orde Baru dan pemerintahan Presiden Jokowi, ada juga beberapa menteri yang menyantap jajanan di kedai Yu Tentrem.
Ningsih mengatakan Luhut Binsar Panjaitan dan Jenderal Abdurachman juga mengunjungi tokonya.
Keluarga Presiden Jokowi juga menyajikan tengkleng Ju Tentrem pada acara pernikahan Gibran Rakabuming Raka dan Selvi Ananda pada tahun 2015.
“Keluarga Pak Jokowi juga yang pesan. “Kemarin Mass Gibran menikah dan mengambil (tengkleng, Red.) dari sini,” kata Ningsih.
Sayangnya, warung tengkleng Yu Tentrem hanya buka sebentar. Kios ini buka tiga jam sehari, karena Tenkleng cepat terjual.
Vinarno, adik Purvaningsih, mengatakan warung tengklegu warisan ibunya dibuka sekitar pukul 10 pagi WIB. Namun biasanya warung Yu Tentrem tutup pada pukul 13.00 WIB karena berakhir seri.
“Kalau masak biasanya ada dua panci besar. Kalau sudah matang, jangan dimasak lagi,” kata Vinarno.
Kurniawan, salah satu pengunjung, menuturkan, tengklen Yu Tetrem menyajikan kuah segar yang nikmat dengan daging empuk dan bumbu rempah.
Apalagi jika tengkleng Yu Tentrem disantap tanpa nasi, irisan bawang goreng menambah cita rasa tersendiri.
“Enak, segar. Dagingnya empuk. Walaupun lokasinya masuk gang, tapi nyaman. Sangat direkomendasikan,” tutupnya (mcr21/jpnn).
Kabar tersebut muncul di jateng.saranginews.com dengan judul Tengkleng Yu Tentrem, sajian tunggal yang membuat keluarga Soeharto jatuh cinta.
BACA ARTIKEL LAINNYA… Lokananta 15 Maret 1965 dan Koleksi Vinyl Genjer-Genjer Langka