saranginews.com – Rosman, asal Pasapuat, Provinsi Pagai Utara, Kepulauan Mentawai, pulang kampung pada tahun 1990 setelah lulus dari Pondok Pesantren Thawalib Parabek Sumatra, Agam, Banuhampu, Sumatera Barat.
Rosman senang kembali ke Mentawai yang disebut negeri Sikerey untuk berdakwah dan menyebarkan risalah Islam sebagai dakwah.
BACA JUGA: MUI Sarankan Menteri, Pak Tito dan Gus Yaguta Soal SKB Seragam Sekolah
Pada tahun 1993, Buya direkrut Pasaribu menjadi pendakwah di bawah pimpinan MUI Sumbar.
Buya Pasaribu adalah mantan pendeta asal Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
BACA JUGA: Suara Terbanyak, Ketua MUI: Pencemaran Nama Baik, Fitnah dan Namimah Dilarang
Saat menjadi dai di bawah naungan MUI Sumbar, Rosman muda berkeliling pulau demi pulau di Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk berdakwah.
Rosman berasal dari Mentawai dari Pasapuat. Ibunya adalah seorang mualaf dan ayahnya adalah seorang purnawirawan polisi kelas 45 yang bertugas di wilayah Kepulauan Mentawai yang berasal dari Pulau Jawa.
BACA JUGA: Dekan Syamsuddin bercerita kepada KASN, Sukamta: Api kebencian akan segera berkobar
Ayah empat anak ini menghadapi banyak tantangan sebagai seorang pendakwah.
Rosman dan kawan-kawan sempat dianggap penjahat.
Bahkan saya dan rombongan yang ingin berdakwah juga ditangkap masyarakat wilayah Mentawai karena mengira kami teroris, ujarnya.
Suami Nur Hayati (47) pun mengatakan, tujuannya berdakwah di wilayah Mentawai tak lain untuk mencari makan di hari terakhir.
“Karena kehidupan di bumi hanya sementara dan hari akhir itu abadi,” ujarnya.
Mengikuti prinsip tersebut, pada tahun 2018 Rosman memutuskan untuk menjual kerbau miliknya seharga Rp 9 juta untuk digunakan dalam penginjilan di desa Bulasat.
Selain berdakwah, ia menanam pisang dan kentang di kawasan Masjid Darus Salam di Bulasat dan menjualnya di Sikakapa.
Rosman menetap di desa Bulasat dan memutuskan untuk tinggal di masjid Darus Salam.
Saat ini istri dan anaknya tinggal di Pasapuat, Kecamatan Pagai Utara.
Selama menjadi khatib, Rosman kembali ke Pasapuat untuk mengunjungi keluarganya satu atau dua kali sebulan, karena jarak Pasapuat ke Bulasat sangat jauh, sekitar enam jam perjalanan dengan sepeda motor.
Di penghujung Januari 2021, Rosman berbahagia karena mendapat hadiah rumah sehingga tak lagi harus berpisah dengan istri dan anak.
Unit Pengumpul Zakat Baznas PT Semen Padang membangun 13 rumah untuk para pendamping dakwah di desa Bulasat, termasuk milik Rosman.
Bagi Rosman, rumah ini ibarat menyatukan mereka yang terpisah, karena ia kini tinggal bersama keluarganya.
Tentu saja saya bersama keluarga akan fokus menyebarkan Islam, termasuk memimpin umat Islam di Desa Bulasat,” kata Rosman.
Menurutnya, dukungan gedung dan UPZ Baznas Semen Padang selalu merupakan hasil doanya selama salat Tahajjud.
Selama tinggal di Masjid Darus Salam, Rosman mengaku tak henti-hentinya berdoa kepada Tuhan agar diberi tempat tinggal.
“Alhamdulillah, doa saya setiap malam dikabulkan oleh Tuhan SWT melalui UPZ Baznas Semen Padang,” ujarnya.
Rosman tidak hanya membeli rumah, tetapi juga sepeda motor yang berfungsi untuk mencari tahu.
Sepeda motor baru organisasi penghimpun zakat pekerja PT Semen Padang ini dihadirkan bersamaan dengan peresmian rumah Rosman.
“Apa yang saya temukan hari ini adalah bukti bahwa Allah SWT cukup untuk segala urusan orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.”
Bagi Rosman, sepeda motor dari UPZ Baznas Semen Padang sangat bermanfaat untuk mempromosikan kawasan Mentawai karena menjadi satu-satunya jalan masuk ke dalam Mentawai untuk menjangkau kawasan lain di Pagai Selatan.
“Jangan khawatir terhadap mobil, bahkan sepeda motor pun sulit dinavigasi di jalan-jalan di Mentawai tengah, apalagi saat hujan,” ujarnya.
Unit Pengelola Zakat (UPZ) Baznas Semen Padang telah membangun 13 rumah untuk para pendamping dakwah di Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Peresmian 13 rumah dai binaan UPZ Baznas Semen Padang yang berlangsung di KM 40 desa Bulasat kecamatan Pagai Selatan ditandai dengan penyerahan kunci rumah dan pengguntingan pita rumah dai oleh raja. . Kecamatan Pagai Selatan, Andar Sabelau.
Selain peresmian rumah pembicara, UPZ Baznas Semen Padang juga menyumbangkan 25 unit sepeda motor kerja kepada para dakwah atas dukungan UPZ Baznas Semen Padang di Kepulauan Mentawai.
PT Semen Padang, Oktoweri, Direktur Departemen Komunikasi dan Sumber Daya Manusia, mengatakan bantuan sepeda motor dan dukungan pembangunan rumah oleh UPZ Baznas Semen Padang ini berkat konsultan yang mendukung program UPZ Baznas Semen Padang di Mentawai. . Situs penyiaran Islam.
“Penghargaan diberikan kepada para pendakwah karena perjuangan mereka menyebarkan Islam di Mentawai sangat sulit, apalagi jalan rusak sehingga sulit menjangkau umat Islam di Kepulauan Mentawai,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur UPZ Baznas Semen Padang Mohammad Arif menambahkan, bantuan khatib berupa rumah dan sepeda motor diharapkan dapat mendongkrak minat khatib yang dilatih di Sikerey.
Selain itu, para khatib binaan UPZ Baznas Semen Padang merupakan pimpinan berbagai program UPZ Baznas Semen Padang di Kepulauan Mentawai khususnya di bidang dakwah, dakwah dan dakwah Islam.
Menurut dia, sejak tahun 1996, sudah ada 51 pendakwah yang dididik di Kepulauan Mentawai. Mereka menyebar hingga pelosok Kepulauan Mentawai seperti Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Selatan, dan Pulau Pagai Utara. (antara/jpnn)