saranginews.com, PALU – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BDPPKS) dan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat Indonesia (AspecPIR) akan menggandeng manfaat ekonomi dan komersial dari peternakan melalui Ternak Model Sawit Terpadu (SISKA) yang bekerjasama. ) untuk petani sawit plasma di Sulawesi Tengah.
Ratusan petani plasma sawit anggota AspectPeer berpartisipasi dalam Seminar UKMK Sawit yang berlangsung selama tiga hari.
Baca juga: Ini Strategi Awal Pamco untuk Efektivitas dan Pengelolaan Perkebunan Sawit Terbesar Dunia Setelah KSO
Sistem Integrasi Peternakan dan Kelapa Sawit (SISKA) merupakan program yang mengintegrasikan peternakan dalam hal ini sapi potong dengan tanaman perkebunan yaitu kelapa sawit dengan memelihara dan membudidayakan ternak dalam jumlah tertentu tanpa mengurangi aktivitas dan produktivitas. tanaman.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Sulteng Rudy Dewanto mengatakan, peternakan model Siska belum begitu familiar di kalangan petani sawit, khususnya petani sawit Plasma di Sulteng sehingga belum begitu berkembang. . Belum terjadi. Namun program ini sangat berguna untuk dilaksanakan guna mendukung pencapaian swasembada daging di Sulawesi Tengah.
Baca juga: Kuartal I 2024, BTN salurkan pinjaman dan pembiayaan tembus Rp 344,2 triliun
Diharapkan melalui kerjasama BPDPKS-Especpar Indonesia, ekosistem UKMK petani sawit plasma dapat diperkuat dengan mendorong kelembagaan petani sawit plasma untuk memproduksi pupuk organik dan pakan ternak melalui peternakan sesuai Kegiatan, Inisiatif dan Inovasi SISKA dapat dibuat untuk. Sampel.
“Kami memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap sistem Syska ini,” kata Rudy.
Baca juga: Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Jadi Magnet Wisata Olahraga
Di Provinsi Sulawesi Tengah, luas perkebunan kelapa sawit yang terdaftar mencapai 150.000 hektar, yaitu sekitar 1% dari luas perkebunan kelapa sawit nasional yang berjumlah 16 juta hektar, dan tersebar di beberapa kabupaten yang mempunyai kapasitas produksi tandan buah segar. 400 ribu ton per tahun.
Dijelaskannya, kehadiran modal Indonesia akan berdampak pada peningkatan kebutuhan pangan, termasuk daging sapi, yang harus dipenuhi akibat bertambahnya jumlah masyarakat yang tinggal di wilayah IKN.
Sulteng berperan dalam memenuhi kebutuhan tersebut dan berharap sistem Siska dapat menjadi model percepatan peningkatan produksi daging sapi untuk memenuhi kebutuhan IKN.
SISCA merupakan komponen kunci dalam mendukung implementasi Rencana Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN-KSB) sesuai dengan Inpres No. 6 tahun 2019.
Siska dimulai pada tahun 2010, cinta belum banyak berkembang hingga saat ini. Pemilik kebun masih meragukan apakah siska memiliki efek negatif seperti perkembangbiakan xenoderm dan pemadatan tanah, meskipun beberapa penelitian telah menghilangkan keraguan tersebut.
Anwar Saadat, Analis Senior Divisi BPDPKS UKMK, menjelaskan bahwa BPDPKS selalu mendukung kegiatan peternakan dalam sistem SISKA melalui kegiatan kolaboratif bersama dan misi BPDPKS dalam melaksanakan kebijakan pemerintah dalam program pembangunan kelapa sawit berkelanjutan merupakan wujud nyatanya. Dengan menghimpun, mengembangkan dan menyalurkan pendanaan kelapa sawit secara terpadu dan efektif secara profesional dan bertanggung jawab.
Program-program tersebut meliputi pengembangan sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, promosi, peremajaan kelapa sawit rakyat, sarana dan prasarana, pemenuhan kebutuhan pangan, hilirisasi industri perkebunan kelapa sawit, penyediaan dan pemanfaatan minyak sawit dan biofuel.
Dalam workshop tersebut, para petani plasma sawit asal Sulawesi Tengah diajak untuk mengikuti field trip melihat langsung sentra peternakan dan diajarkan cara memproduksi pupuk organik yang manfaatnya dapat meningkatkan kesuburan tanah bagi tanaman kelapa sawit.
Bendahara Umum Aspectpir Indonesia Sutoyo mengatakan organisasinya sangat tertarik untuk mengembangkan industri terkait lainnya seperti produksi pupuk organik berbasis kelapa sawit untuk industri pakan ternak dan sawit plasma, serta peternakan dengan model Sysca. Petani sawit yang tergabung dalam Pasifikir seluruh Indonesia.
Menurutnya, Rangkaian Workshop Penguatan UKM Petani Kelapa Sawit Plasma Melalui Produksi Pupuk, Pakan dan Suplemen Minyak Sawit Untuk Sapi (Sisca) Kegiatan Budidaya Sawit untuk Pengambilan Daging Sisca pada Peternakan Sistem tersebut dirancang untuk menghidupkan kembali sistem tersebut. Kemandirian.
“Model Syska telah dikembangkan di beberapa sentra kelapa sawit model plasma di Indonesia,” ujarnya.