Kisah Para Operator Perguruan Tinggi, Dikejar-kejar Alumni Pendaftar CPNS dan PPPK

saranginews.com, JAKARTA – Peran operator di perguruan tinggi sangat penting.

Sayangnya, nasib para operator tersebut kerap terlupakan. Satu-satunya hal yang diperhatikan pemerintah adalah guru.

BACA JUGA: Sebentar Lagi Ada Keputusan PPPC, Bayangkan Gaji Bulanan Sebagai PNS

Padahal, seluruh data perguruan tinggi yang wajib dilaporkan kepada pemerintah (situs PDDikti) berada di tangan pengelola Pelayanan Pelaporan Perguruan Tinggi (PDDikti).

Situs PDDikti merupakan kompilasi data penyelenggaraan pendidikan tinggi seluruh perguruan tinggi terintegrasi di tingkat nasional.

BACA JUGA: Pernyataan Pak Eko Sakiti Bu Titi yang Lolos PPPC, Kenapa Panas Sekali?

Basis data ini merupakan salah satu alat untuk menjamin mutu pendidikan tinggi.

“Untuk memberikan apresiasi kepada operator PDDikti, maka diadakan kompetisi berbagi kisah inspiratif operator. Tujuannya untuk meningkatkan peran operator atau pengurus PDDikti agar tidak dipandang sebelah mata di kalangan akademisi di perguruan tinggi. wadah berekspresi bagi mereka yang mengupayakan pemberitaan PDDikti secara optimal,” kata Manajer Humas SEVIMA, Chika, saat praktik ngopi bersama operator PDDikti, Kamis (12/3).

BACA JUGA: Ada yang Keberatan dengan Penangkapan Maaher, Jawaban Brigadir Awi Singkat dan Tegas

Muslihin Manshur, juru kamera peraih juara pertama kompetisi tersebut, menceritakan kisahnya bekerja sebagai petugas administrasi di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiya (STIT) Pemalang, Jawa Tengah.

Menurut Muslikhin, pekerjaan operator tidak pernah ada habisnya. Sementara yang lain boleh istirahat, operator tetap harus bekerja keras memasukkan data ke PDDikti.

Jika tidak, data siswa tidak dimasukkan ke dalam database.

Muslikhin mengatakan, rencana pemerintah membuka rekrutmen 1 juta guru PPPK (PNS dengan kontrak kerja) semakin meningkatkan penyerapan tenaga kerja operator. Lulusan tidak dapat mengikuti tes PPPK jika namanya tidak tercantum dalam PDDikti.

“Semenjak ada rencana seleksi PPPC, para wisudawan mengejar saya agar cepat masuk datanya. Alhasil, saya harus bekerja dari pagi hingga jam 12 malam. Namun bagi saya itu tugas mulia, karena banyak SIT Pemalang lulusannya lolos ujian, itu juga kebanggaan kampus,” jelasnya.

Ia mengenang dinamika rekrutmen CPNS tahun 2018. Alumni pun memburunya untuk menyumbangkan datanya ke PDDikti. Yang membuat Muslikhin senang, 16 wisudawan lolos CPNS.

Dengan nada gemetar, Muslikhin mengatakan, saat 16 wisudawan mengikuti CPNS-2018, mereka silih berganti mendatanginya dan mengucapkan terima kasih.

“Mereka bilang: Kalau bukan Pak Muslikhin, saya tidak bisa lolos, karena data pesertanya harus terdaftar di Kamus Lalu Lintas,” jelasnya.

Muslikhin semakin terharu ketika petugas kampus membuat spanduk besar dan memasang nama 16 wisudawan di pintu masuk kampus.

“Saya merasa bangga dan bahagia karena tugas kami sebagai operator adalah tidak menyia-nyiakan entri data dari pagi hingga malam,” kata operator PDDYKTI yang juga operator EMIS.

Ia menambahkan, anak dan istrinya lebih dari satu kali dibawa ke kampus saat hendak bermalam.

Dia memutuskan untuk memasukkan data di kampus karena masalah sinyal.

Sebagai penghargaan atas prestasinya menaikkan nilai akreditasi, Muslikhin ditunjuk menggantikan manajemen kampus selama lawatan ke luar negeri bersama pimpinan kampus se-Jawa Tengah ke kampus-kampus di Malaysia, Singapura, dan Thailand.

“Ini merupakan pengalaman yang tak terlupakan bagi saya. Di sana kami belajar bagaimana mengelola kampus dengan manajemen yang baik,” jelas Muslikhin.

Cerita lainnya adalah Ahmad Ade Irwanda, juru kamera Universitas Lancang Kuning. Ade terpilih sebagai favorit juara di Instagram.

Secara pribadi, Ade mengaku lebih menyukai istilah “manajer” dibandingkan “operator”.

Pasalnya, operator merupakan orang yang sering menerima telepon dari konsumen untuk menyampaikan keluhan atau layanan informasi. Atau di dunia industri, bagian yang mengendalikan alat-alat berat.

Dikatakannya, setiap periode wisuda pihak kampus biasanya membuat surat kepada Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) untuk membuka periode pelaporan pada semester sebelumnya. Ada nilai yang terlupa, SKS tidak mencukupi, SKS lebih dari 30 SKS, data rangkap, dan lain-lain.

Menurut Ade, perjuangan operator tersebut tidaklah mudah, meski saat itu berjumlah 13 pengemudi. Mengingat periode pembukaan yang relatif singkat pada periode pelaporan yakni hanya 1 bulan, Ade dan kawan-kawan harus bekerja keras untuk membenahi sejumlah besar pengemudi. . banyaknya data yang salah dari pagi hingga pagi hari berikutnya.

“Kalau petugas pemadam kebakaran punya slogan: jangan pernah pulang sampai padam, kita punya slogan, yaitu: jangan pernah tidur sampai padam,” ujarnya.

Usaha mereka tidak membuahkan hasil, mereka mendapat pujian yang tinggi dari LLDIKTI.

Meski Ade baru mengelola data PDDikti di kampus selama 3 tahun, namun SIAKAD CLOUD termasuk salah satu yang mendukungnya untuk menduduki jabatan ketua bagian akademik pada awal tahun 2020 hingga saat ini.

“Kami baru-baru ini dinilai oleh SEVIMA sebagai kampus terbaik untuk pelaporan tahun 20192 dengan 100% AKM dikirimkan kepada 10.806 mahasiswa,” tutupnya. (esi/japnn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *