saranginews.com, Jakarta – Platform perdagangan Bitcoin Triv telah mengumumkan listing kripto Aptos untuk mendukung permintaan pasar dan pengguna.
Pendiri dan CEO Trive Gabriel Ray mengatakan aset kripto Aptos (APT) diprakarsai oleh mantan karyawan Meta yang mengaku sebagai pesaing Solana.
Baca Juga: Ini Kebijakan Biaya Kripto Triv, Masih Menguntungkan
“Aptos Labs adalah pengembang token APT, bisa dibilang merupakan perusahaan spin-off yang sebelumnya dibuat oleh Facebook,” kata Ray dalam keterangannya, Rabu (2/11).
Aptos adalah blockchain lapisan 1 bukti kepemilikan yang menggabungkan pemrosesan transaksi paralel dengan bahasa kontrak pintar baru, atau Move, untuk mencapai throughput transaksi teoritis lebih dari 100,000 transaksi per detik.
Baca Juga: Kenalkan Fitur Baru, Triv Bawa Keuntungan Besar Bagi Investor Shiba Inu
Aptos sebelumnya dikenal dengan pencatatan koinnya di bursa utama. Namun Aptos memulai pengembangannya pada Maret 2022.
“Saat itu, Aptos mendapatkan pendanaan sebesar $200 juta dari Andreessen Horowitz Ventures. Kemudian pada Juli 2022, Aptos mendapatkan pendanaan Seri A yang diberikan oleh FTX Ventures,” jelas Ray.
Baca Juga: Hadirkan panduan bagi investor peminat dan eksisting, Triv.co.id terbitkan riset aset kripto terbaru
Dengan total pendanaan sebesar USD 350 juta atau sekitar Rp 5,4 triliun, Aptos berhasil membuat blockchain dan meluncurkan mainnet serta listing Aptos Coin (APT).
Berkat listing ini, APT Coins kini memiliki $1,2 miliar atau sekitar Rp18,7 triliun per 24 Oktober 2022, jelas Ray.
Aptos sendiri memiliki total persediaan koin sebanyak 1 miliar koin, dimana 130 juta koin diantaranya beredar berdasarkan data dari coinmarketcap.
Terdapat 4 entitas yang menerima alokasi koin APT yaitu Investor 13,5%, Aptos Foundation 16,5%, Kontributor Utama 19% dan Komunitas (publik) 51%.
“APT ke masyarakat disalurkan melalui satu cara yaitu airdrop ke 110.235 alamat dompet yang memenuhi syarat 150 APT. Total airdrop sebanyak 16.535.250 APT atau 1,65% dari total pasokan,” kata Ray.
Kekuatan Apto terlihat dari penampilannya. Kurang dari seminggu kemudian, Aptos dinobatkan sebagai “pembunuh Solana”.
“Hal ini mungkin karena throughput yang diklaim mencapai 100.000 transaksi per detik. Sebagai perbandingan, Solana hanya berkisar 60.000, namun sering mengalami pemadaman jaringan secara berkala,” kata Ray.
Selain skalabilitas yang tinggi, Aptos memiliki kesamaan lain dengan Solana, termasuk dukungan modal ventura yang kuat dan pendekatan top-down dalam pembangunan ekosistem.
Namun secara keseluruhan, Solana masih jauh di depan Aptos dalam hal kesehatan ekosistem dan adopsi jaringan.
“Jika Aptos berfokus pada teknologi blockchain, ia memiliki peluang untuk meraih pangsa pasar yang signifikan dari semua jaringan Tier 1 yang mendukung kontrak pintar lainnya,” kata Ray. (jlo/jpnn)