PGN Optimalkan LNG Bantu Kebutuhan Energi Industri untuk Hadapi Risiko Geopolitik

saranginews.com, JAKARTA – Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) tengah melaksanakan inisiatif optimalisasi produk gas alam cair (LNG).

Selain untuk memenuhi kebutuhan industri di tengah penurunan produksi gas bumi saat ini, masuknya produk energi masa depan merupakan bagian dari strategi untuk tetap tangguh menghadapi ancaman geopolitik global saat ini.

BACA JUGA: Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika jadi magnet wisata olahraga

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari mengatakan, “Hal ini tentunya menjadi kebutuhan bagi industri untuk mempertimbangkan apakah ada kebutuhan industri yang tidak dapat dipenuhi melalui pipa tersebut.”

Menurutnya, hal tersebut merupakan salah satu cara untuk memprediksi permasalahan natural deplesi (penurunan produksi gas bumi) yang sedang terjadi.

BACA JUGA: Pelaku Usaha Didorong Berinovasi, Pertamina Rayakan Akademi UMK 2024

Hal ini merupakan bagian dari komitmen PGN untuk terus menjadi pemasok energi guna memenuhi kebutuhan energi pelanggan, khususnya dalam hal ini sektor industri.

Oleh karena itu, diharapkan dapat tumbuh dalam dinamika saat ini.

BACA JUGA: Satgas RAFI 2024 Resmi Berakhir, Pertamina Apresiasi Semua Pihak

Hal ini ditunjukkan dengan informasi Kementerian ESDM pada Maret 2024 yang menyebutkan cadangan gas bumi Indonesia lebih besar dibandingkan cadangan minyak.

Namun, produksi gas Indonesia diperkirakan akan menurun di tahun-tahun mendatang karena berkurangnya sumur gas yang ada secara alami.

Rosa meyakini banyak pelaku industri yang memahami situasi ini dan menyadari bahwa selain keunggulan dari segi keselamatan, LNG menawarkan biaya yang lebih kompetitif dibandingkan bahan bakar fosil lainnya.

Oleh karena itu, ini adalah solusi yang tepat untuk mengembangkan industri dalam situasi ini.

Di banyak negara, LNG digunakan sebagai energi alternatif yang berperan penting dalam sektor industri dan memberikan dampak positif bagi negara.

Dengan pengelolaan dan optimalisasi yang tepat, LNG juga dapat menjadi sumber energi berkelanjutan dan ramah lingkungan yang mendukung tujuan nol emisi minyak pada tahun 2060.

Melihat pentingnya peran LNG, Rosa menyatakan penting juga bagi Indonesia untuk memiliki fasilitas perdagangan LNG baik ekspor maupun impor.

Apabila ketersediaan LNG dalam negeri tidak mencukupi, maka prakiraan impor tetap diperlukan.

Oleh karena itu, PGN juga bersiap menunjuk entitas yang akan memasarkan LNG melintasi batas negara.

“Kita juga perlu membangun infrastruktur Hub yang direncanakan di beberapa titik, salah satunya di Lamong, Jawa Timur. Lalu di Aceh, di Arun dan terakhir di Bontang,” kata Rosa.

Ia mengingatkan pentingnya merencanakan dan menerapkan kebijakan energi yang relevan dengan situasi, untuk membantu menjaga kekuatan perekonomian negara.

“Dengan kondisi geopolitik yang terjadi saat ini dan adanya banyak kebijakan energi, kita perlu memiliki rencana yang baik yang tidak hanya mencakup PGN tetapi juga arahannya.”

PGN sendiri telah menyusun rencana jangka panjang 5 hingga 10 tahun ke depan dalam hal rencana infrastruktur jangka panjang yang akan dibangun untuk memperkuat komitmen dalam memenuhi kebutuhan energi pelanggannya.

Oleh karena itu kami berharap harga logistik atau biaya infrastruktur dapat tercapai sehingga menawarkan energi yang lebih kompetitif, tambahnya.

Vice President Corporate Communications PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menambahkan, inisiatif PGN memasuki pasar sumber energi LNG yang ramah lingkungan memperkuat peran Pertamina dalam menjaga ketahanan energi nasional serta mendukung tujuan transisi energi dan dekarbonisasi.

“LNG juga diharapkan dapat menjadi energi alternatif untuk meringankan volatilitas dinamika industri dan geopolitik,” kata Fadjar. (Jepang)

BACA ARTIKEL LEBIH LANJUT… Memperingati Hari Kartini: Memahami pentingnya peran pekerja Pertamina bagi keluarga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *